cover
Contact Name
STT Jaffray
Contact Email
sttjaffraymakassar@yahoo.co.id
Phone
-
Journal Mail Official
sttjaffraymakassar@yahoo.co.id
Editorial Address
Lembaga Penelitian dan Penerbitan Sekolah Tinggi Theologia Jaffray Jalan Gunung Merapi No. 103 Makassar, 90114
Location
Kota adm. jakarta timur,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Jaffray
ISSN : 18299474     EISSN : 24074047     DOI : -
Jurnal Jaffray adalah jurnal peer-review dan membuka akses yang berfokus pada mempromosikan teologi dan praktik pelayanan yang dihasilkan dari teologi dasar, pendidikan Kristen dan penelitian pastoral untuk mengintegrasikan penelitian dalam semua aspek sumber daya Alkitab. Jurnal ini menerbitkan artikel asli, review, dan juga laporan kasus yang menarik. Review singkat yang berisi perkembangan teologi, tafsiran biblika dan pendidikan teologi yang terbaru dan mutakhir dapat dipublikasi dalam jurnal ini.
Arjuna Subject : -
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol 16, No 1 (2018): Jurnal Jaffray Volume 16, no. 1 April 2018" : 7 Documents clear
Implementing Andragogy In Indonesian Theological Schools Sumule, Leonard
Jurnal Jaffray Vol 16, No 1 (2018): Jurnal Jaffray Volume 16, no. 1 April 2018
Publisher : Sekolah Tinggi Theologia Jaffray

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25278/jj71.v16i1.281

Abstract

Most Christians inIndonesia, when asked about the term "school" or "Sunday school", they always think that those terms are addressed to childrens education. Even the term "Adult Sunday School", which is a very familiar sound in the ears of Christians inAmerica, is not heard of among the churches inIndonesia. Why? According to the Christians inIndonesia, Sunday School is always intended for children. It is also carried in general education. That is why the term education is always directed to the education of the children or young persons rather than to adult education.It is time that theological schools inIndonesiaunderstand the importance of andragogy for adult Christian education. InIndonesia, adults do not like the idea of Sunday school or school because they think Sunday school or school is for children and it is beneath their dignity.  However, utilizing the andragogical methods described in this paper, adult can learn in a dignified manner.  Instead of being lectured what to know as children would be, adults should realize that each one is an integral part of the learning process. Through respectful participation, each adult can learn through discovery as well as contribute insight to others. 
Ulasan Buku Kisah kisah Misi Singkat di Berbagai Belahan Dunia Kanna, Armin Sukri
Jurnal Jaffray Vol 16, No 1 (2018): Jurnal Jaffray Volume 16, no. 1 April 2018
Publisher : Sekolah Tinggi Theologia Jaffray

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25278/jj71.v16i1.286

Abstract

Sekolah Tinggi Theologia Jaffray Makassar kembali menerbitkan buku, pada kesempatan ini, berisi tentang sejarah misi yang di tulis oleh Pdt. Dr. Daniel Ronda, dengan judul ‘Kisah-kisah Misi Singkat di Berbagai Belahan Dunia.’. Dari judul yang diberikan, maka dapat diperoleh gambaran mengenai apa yang menjadi isi dari buku tersebut. Buku ini merupakan kumpulan dari beberapa kisah dalam sejarah pelaksanaan misi yang dilaksanakan diberbagai belahan dunia, sekalipun singkat, namun penulis menampilkannya secara komprehensif dan berkesinambungan yang berawal dari pelaksanaan misi mula-mula dalam Kisah Para Rasul, sampai pada pelaksanaan misi moderen di abad ke-21.
Pendekatan Penginjilan Kontekstual Kepada Masyarakat Baliem Papua Mawikere, Marde Christian Stenly
Jurnal Jaffray Vol 16, No 1 (2018): Jurnal Jaffray Volume 16, no. 1 April 2018
Publisher : Sekolah Tinggi Theologia Jaffray

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25278/jj71.v16i1.282

Abstract

Studi ini memperlihatkan adanya nilai-nilai budaya dan konsep worldview masyarakat Baliem yang “relatif dekat”, yaitu kepercayaan kepada Walhowak atau Nyopase Kain atau Elalin Walhasikhe, konsep cargo cults berupa pengharapan situasi ideal masa depan dalam mitos Nabelan–Kabelan atau Nawulal-Hawulal atau Nabudlal-Habudlal atau Nabutal–Habutal atau Nanggonok-Kanggonok serta pengharapan oknum ideal masa depan dalam mitos Naruekul, serta sikap loyalitas kepada Ap Kain sebagai “kepala suku” akhuni Palim meke, sehingga dapat “dipertemukan” dengan nilai-nilai Injil melalui penggantian fungsi. Dengan demikian maka sangatlah memungkinkan untuk menentukan konsep pendekatan penginjilan kontekstual kepada mereka.This study demonstrates the existence of cultural values and the concept of the worldview of the “relatively close” Baliem society, which is the belief in Walhowak or Nyopase Kain or Elalin Walhasikhe, the concept of cargo cults in the hope of the ideal situation of the future in the myths of Nabelan-Kabelan, Nawulal-Hawulal, Nabudlal-Habudlal, Nabutal-Habutal or Nanggonok-Kanggonok, as well as the hope of the future ideal person in the myth of Naruekul, as well as the attitude of loyalty to Ap Kain as the “head of the tribe” akhuni Palim meke, so as to be "reunited" with the values of the gospel through functional replacement. Thus it is possible to determine an approach concept of contextual evangelism for them.
Belajar Sebagai Identitas Dan Tugas Gereja Simanjuntak, Junihot M.
Jurnal Jaffray Vol 16, No 1 (2018): Jurnal Jaffray Volume 16, no. 1 April 2018
Publisher : Sekolah Tinggi Theologia Jaffray

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25278/jj71.v16i1.279

Abstract

Tulisan ini bertujuan untuk memaparkan pentingnya belajar dalam kaitannya dengan tugas pembinaan jemaat dan memaknainya sebagai tugas yang mendesak. Memakai metode deskriptif-analitis, penulis memaparkan konsep belajar dalam melalui pendekatan studi Alkitab dengan ilmu-ilmu psikologi sebagai pendukung. Hasil studi ini di dapatkan informasi bahwa 1) Pendidikan Kristen Berbeda dengan pendidikan sekuler yang bercorak humanistik dan naturalistic. 2) Pendidikan Kristen berkonsentrasi pada tugas memahami dan menghayati serta mengkomunikasikan penyataan Allah (God’s revelation) di dalam Alkitab dan di dalam Yesus Kristus. 3) dari studi Alkitab dikemukakan bahwa belajar adalah bagian dari hakikat manusia dan tuntutan dasariah dari Allah untuk mengenal Dia sebagai Tuhan Pencipta dan Penebus umat manusia. 4) Guna membimbing gereja berkembang dalam kehidupan yang dinamis secara spritual, kehadiran gereja yang bersedia belajar sangat diperlukan. Warga jemaat perlu disadarkan bahwa untuk memelihara kadar spiritualitas yang tetap segar, orang percaya senantiasa memerlukan pembelajaran yang jujur, sehat dan benar.This paper aims to describe the importance of learning in relation to the discipling duties of the church and interpret it as an urgent task. Using a descriptive-analytic method, the author explains concepts learned through a Bible study approach and includes discussion on psychology as a supplement. The results of this study in gathering information are that 1) Christian Education is unlike secular education that is inclined toward humanistic and naturalistic thinking. 2) Christian Education is concentrated on the task of understanding and appreciating along with communicating the revelation of God (Gods revelation) in the Bible and in Jesus Christ. 3) From studying the Bible it can be argued that learning is part of human nature and the basic demands of God to know Him as God the Creator and Redeemer of mankind. 4) In order to guide the church in developing spiritually dynamic lives, the presence of churches who are willing to learn is very much needed. The congregation needs to be made aware that to maintain levels of spirituality that will remain fresh and new, believers will continuously need learning that is honest, wholesome and true.
Model-Model Pendidikan Perdamaian Bagi Anak Dalam Konteks Gereja Budiarti, Tirsa
Jurnal Jaffray Vol 16, No 1 (2018): Jurnal Jaffray Volume 16, no. 1 April 2018
Publisher : Sekolah Tinggi Theologia Jaffray

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25278/jj71.v16i1.280

Abstract

Tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis model-model pendidikan perdamaian bagi anak dalam konteks gereja. Tulisan ini dimotivasi oleh maraknya tindakan kekerasan dalam berbagai relasi, baik dalam ranah domestik maupun publik yang ada di Indonesia, sehingga menyebabkan membudayanya kekerasan. Tulisan ini membuktikan bahwa pendidikan perdamaian adalah suatu upaya jangka panjang yang efektif yang dapat menjadi budaya tandingan bagi budaya kekerasan tersebut. Pendidikan perdamaian dapat dilaksanakan lebih maksimal apabila ditanamkan sejak dini dalam diri anak-anak dan dalam konteks gereja, karena bersama dengan gereja, anak-anak turut mengemban misi perdamaian demi terwujudnya Kerajaan Allah. Penulis juga menemukan bahwa pendidikan perdamaian perlu dilakukan dalam tiga tahap, yaitu tahap penyadaran melalui model kontemplatif dan model problem-posing, tahap penghayatan melalui model integrasi (dengan kalender gerejawi) dan model bermain peran, serta tahap penerapan melalui model aksi-refleksi. Penelitian lanjutan yang berkaitan dengan aplikasi model-model tersebut dalam konteks gereja lokal di Indonesia sangat direkomendasikan.This writing aims to describe and analyze models of peace education for children in the context of the church. This writing is motivated by the emergent acts of violence in various relationships both in the domestic and public sphere in Indonesia, which is causing violence to become culture. This writing proves that peace education is an effective long-term effort, which can be a counter-culture for the violence culture. Peace education can be done more optimally if it is planted early on in the lives of children and in the context of the church, because together with the church, children are also held responsible in taking the mission of peace for the spreading of the kingdom of God. The author also found that peace education needs to be done in three stages: the awareness stage through contemplative model and problem-posing model; the stage of affection through the integration model (with ecclesiastical calendar) and role playing model; then the implementation stage through the action-reflection model. Further research linking the application of these models in the context of local churches in Indonesia is strongly recommended.
Pengutamaan Dimensi Karakter Dalam Pendidikan Agama Kristen Nuhamara, Daniel
Jurnal Jaffray Vol 16, No 1 (2018): Jurnal Jaffray Volume 16, no. 1 April 2018
Publisher : Sekolah Tinggi Theologia Jaffray

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25278/jj71.v16i1.278

Abstract

Indonesia sedang menjalani suatu gerakan nasional “pembangunan karakter” untuk mengatasi berbagai masalah yang menghambat kesejahteraan masyarakatnya. Semua komponen bangsa dan masyarakat diharapkan memberi kontribusinya. Pendidikan Agama Kristen (PAK) sebagai salah satu tugas gereja yang strategis dapat memberi kontribusinya yang penting bilamana dalam semua program PAK bagi semua kategori usia dan berbagai konteks (keluarga, gereja dan sekolah) dapat mengutamakan dimensi karakter. Penulis membangun argumentasi betapa dekatnya pendidikan karakter dengan PAK, bahkan merupakan bagian integral sebagaimana karakter Kristiani adalah bagian integral dari iman Kristiani. Untuk itu penulis memperjelas konsep-konsep terkait seperti prinsip, nilai, kebajikan, makna hidup, serta karakter dalam upaya membangun argumentasi di atas. Secara spesifik juga konten dari karakter Kristiani dicarikan contoh-contoh Alkitabiahnya.Indonesia is undergoing a national movement of character building to overcome various problems which hinder the welfare of its society. Every component of the nation and society is expected to give its contribution. Christian Education as one of the strategic tasks or missions of the churches is able to give its significant contribution when its educational programs endeavor to pay more attention to character dimension in its curriculum design for every age category and in all educational contexts. I also argue that character education is closely related to Christian Education even an integral part of it, as Christian character is an integral part of Christian faith. For that purpose I try to clarify some essential concepts such as principles, values, virtues, meaning of life, and Christian character as found in the Bible in order to build on the above argument. Finally, the specific content from the Christian characteristics are found in Biblical examples.
Ulasan Buku Kisah kisah Misi Singkat di Berbagai Belahan Dunia Kanna, Armin Sukri
Jurnal Jaffray Vol 16, No 1 (2018): Jurnal Jaffray Volume 16, no. 1 April 2018
Publisher : Sekolah Tinggi Theologia Jaffray

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25278/jj71.v16i1.286

Abstract

Sekolah Tinggi Theologia Jaffray Makassar kembali menerbitkan buku, pada kesempatan ini, berisi tentang sejarah misi yang di tulis oleh Pdt. Dr. Daniel Ronda, dengan judul ‘Kisah-kisah Misi Singkat di Berbagai Belahan Dunia.’. Dari judul yang diberikan, maka dapat diperoleh gambaran mengenai apa yang menjadi isi dari buku tersebut. Buku ini merupakan kumpulan dari beberapa kisah dalam sejarah pelaksanaan misi yang dilaksanakan diberbagai belahan dunia, sekalipun singkat, namun penulis menampilkannya secara komprehensif dan berkesinambungan yang berawal dari pelaksanaan misi mula-mula dalam Kisah Para Rasul, sampai pada pelaksanaan misi moderen di abad ke-21.

Page 1 of 1 | Total Record : 7


Filter by Year

2018 2018


Filter By Issues
All Issue Vol 21, No 2 (2023): October 2023 Vol 21, No 1 (2023): April 2023 Vol 20, No 2 (2022): October 2022 Vol 20, No 1 (2022): April 2022 Vol 19, No 2 (2021): October 2021 Vol 19, No 1 (2021): April 2021 Vol 18, No 1 (2020): Jurnal Jaffray 18, no. 1 April 2020 Vol 18, No 2 (2020): October 2020 Vol 18, No 1 (2020): April 2020 Vol 17, No 1 (2019): Jurnal Jaffray Volume 17, no. 1 April 2019 Vol 17, No 2 (2019): Oktober 2019 Vol 17, No 1 (2019): April 2019 Vol 16, No 1 (2018): Jurnal Jaffray Volume 16, no. 1 April 2018 Vol 16, No 1 (2018): Jurnal Jaffray Volume 16, no. 1 April 2018 Vol 16, No 2 (2018): Oktober 2018 Vol 16, No 1 (2018): April 2018 Vol 15, No 2 (2017): Jurnal Jaffray Volume 15, No. 2 Oktober 2017 Vol 15, No 2 (2017): Jurnal Jaffray Volume 15, No. 2 Oktober 2017 Vol 15, No 1 (2017): Jurnal Jaffray Volume 15, No.1 April 2017 Vol 15, No 1 (2017): Jurnal Jaffray Volume 15, No.1 April 2017 Vol 15, No 2 (2017): Oktober 2017 Vol 15, No 1 (2017): April 2017 Vol 14, No 2 (2016): Jurnal Jaffray Volume 14, No. 2 (Oktober 2016) Vol 14, No 2 (2016): Jurnal Jaffray Volume 14, No. 2 (Oktober 2016) Vol 14, No 1 (2016): Jurnal Jaffray Volume 14, No. 1, April 2016 Vol 14, No 1 (2016): Jurnal Jaffray Volume 14, No. 1, April 2016 Vol 14, No 2 (2016): Oktober 2016 Vol 14, No 1 (2016): April 2016 Vol 13, No 2 (2015): Jurnal Jaffray Volume 13 No. 2 Oktober 2015 Vol 13, No 2 (2015): Jurnal Jaffray Volume 13, No. 2 Oktober 2015 Vol 13, No 1 (2015): Jurnal Jaffray Volume 13 No. 1 April 2015 Vol 13, No 1 (2015): Jurnal Jaffray Volume 13 No. 1 April 2015 Vol 13, No 2 (2015): Oktober 2015 Vol 13, No 1 (2015): April 2015 Vol 12, No 2 (2014): Jurnal Jaffray Volume 12 No. 2 Oktober 2014 Vol 12, No 2 (2014): Jurnal Jaffray Volume 12 No. 2 Oktober 2014 Vol 12, No 1 (2014): Jurnal Jaffray Volume 12 No. 1 April 2014 Vol 12, No 1 (2014): Jurnal Jaffray Volume 12 No. 1 April 2014 Vol 12, No 2 (2014): Oktober 2014 Vol 12, No 1 (2014): April 2014 Vol 11, No 2 (2013): Jurnal Jaffray Volume 11 No. 2 Oktober 2013 Vol 11, No 2 (2013): Jurnal Jaffray Volume 11 No. 2 Oktober 2013 Vol 11, No 1 (2013): Jurnal Jaffray Volume 11 No. 1 April 2013 Vol 11, No 1 (2013): Jurnal Jaffray Volume 11 No. 1 April 2013 Vol 11, No 2 (2013): Oktober 2013 Vol 11, No 1 (2013): April 2013 Vol 10, No 2 (2012): Jurnal Jaffray Volume 10 No. 2 Oktober 2012 Vol 10, No 1 (2012): Jurnal Jaffray Volume 10 No. 1 April 2012 Vol 10, No 2 (2012): Oktober 2012 Vol 10, No 1 (2012): April 2012 Vol 10, No 2 (2012): Vol 10, No 1 (2012): Vol 9, No 2 (2011): Jurnal Jaffray Volume 9 No. 2 Oktober 2011 Vol 9, No 1 (2011): Jurnal Jaffray Volume 9 No. 1 April 2011 Vol 9, No 2 (2011): Oktober 2011 Vol 9, No 1 (2011): April 2011 Vol 9, No 2 (2011): Vol 9, No 1 (2011): Vol 8, No 2 (2010): Jurnal Jaffray Volume 8 No. 2 Oktober 2010 Vol 8, No 2 (2010): Jurnal Jaffray Volume 8 No. 2 Oktober 2010 Vol 8, No 1 (2010): Jurnal Jaffray Volume 8 No. 1 April 2010 Vol 8, No 2 (2010): Oktober 2010 Vol 8, No 1 (2010): April 2010 Vol 7, No 2 (2009): Jurnal Jaffray Volume 7 No. 2 Oktober 2009 Vol 7, No 2 (2009): Jurnal Jaffray Volume 7 No. 2 Oktober 2009 Vol 7, No 1 (2009): Jurnal Jaffray Volume 7 No. 1 April 2009 Vol 7, No 1 (2009): Jurnal Jaffray Volume 7 No. 1 April 2009 Vol 7, No 2 (2009): Oktober 2009 Vol 7, No 1 (2009): April 2009 Vol 6, No 2 (2008): Jurnal Jaffray Volume 6, No. 2, Oktober 2008 Vol 6, No 2 (2008): Jurnal Jaffray Volume 6, No. 2, Oktober 2008 Vol 6, No 2 (2008): Oktober 2008 Vol 5, No 1 (2007): Jurnal Jaffray Volume 5, No. 1 Desember 2007 Vol 5, No 1 (2007): Jurnal Jaffray Volume 5, No. 1 Desember 2007 Vol 4, No 1 (2006): Jurnal Jaffray Volume 4, No. 1, Juni 2006 Vol 4, No 1 (2006): Jurnal Jaffray Volume 4, No. 1, Juni 2006 Vol 3, No 1 (2005): Jurnal Jaffray Volume 3, No. 1, Juni 2005 Vol 3, No 1 (2005): Jurnal Jaffray Volume 3, No. 1, Juni 2005 Vol 2, No 2 (2004): Jurnal Jaffray Volume 2, No. 2 Desember 2004 Vol 2, No 2 (2004): Jurnal Jaffray Volume 2, No. 2 Desember 2004 Vol 2, No 1 (2004): Jurnal Jaffray Volume 2, No. 1 Juni 2004 Vol 2, No 1 (2004): Jurnal Jaffray Volume 2, No. 1 Juni 2004 Vol 1, No 1 (2003): Jurnal Jaffray Volume 1, No. 1, Juni 2003 Vol 1, No 1 (2003): Jurnal Jaffray Volume 1, No. 1, Juni 2003 More Issue